PAROTITIS EPIDEMIKA (GONDONG, BEGUK)
A. Pengertian
Suatu penyakit infeksi yang akut disebabkan oleh virus dengan gejala membesarnya kelenjar parotis.
B. Penyebab
Oleh virus yang dapat disaring (filterable virus). Kuman ini terdapat dalam ludah pasien yatu dalam 24 jam setelah terkena infeksi. Virus ini adalah anggota kelompok paramiksovirus, yang juga mencakup parainfluenza, campak dan virus penyakit Newcastle. Hanya diketahui ada satu serotipe. Biakan manusia atau sel ginjal kera terutama digunakan untuk isolasi virus. penyakit ini ditularkan melalui kontak dengan sekret pernapasan, seperti air liur dari orang yang terinfeksi. Saat penderitanya batuk atau bersin, maka dapat menularkan ke orang lain. Mumps atau gondong ini juga dapat menyebar dengan berbagi makanan dan minuman. Pengaruh sitopatik kadang – kadang ditemukan, tetapi hemadsorpsi merupakan indikator infeksi yang paling sensitif. Virus telah diisolasi dari ludah, cairan serebrospinal, darah, urin, otak dan jaringan terinfeksi lain.
C. Patofisiologi
1. Droplet infection (tetes), dalam ludah banyak mengandung virus.
2. Kontak infeksi (direk), bila setiap benda kena ludah.
Virus masuk tubuh via hidung maupun mulut. Proliferasi terjadi di parotis atau epitel traktus respiratorius kemudian terjadi viremia (menyebar melalui darah) dan selanjutnya virus berdiam di jaringan kelenjar atau saraf dan yang paling sering terkena adalah kelenjar parotis. Penyakit ini dapat menyebabkan endemic, ada kalanya terjadi epidemic. Akan tetapi penyakit ini tidak termasuk UU ordonasi karena tidak menyebabkan kematian. Pada umumnya yang terserang adalah anak – anak yang berusia 5 – 15 tahun, jarang terdapat dibawah umur 2 tahun, walaupun demikian dapat menyerang semua umur. Masa tunas: antara 14 – 21 hari.
D. Tanda – tanda dan gejala
- Kepala pusing dan malaise
- Suhu badan naik 39 – 400 C, anorexia
- Timbul kelenjar parotis membengkak, tampak telinga terdorong kedepan, sakit menelan.
- Membengkaknya kelenjar parotis disertai bengkak kelenjar sub mandibularis.
- Beberapa hari kemudian timbul bengkak ditempat lainnya.
- Pasien bertambah pusing dan banyak keluar air ludah.
- Dalam satu minggu bengkak bisa berkurang, suhu turun, nafsu makan mulai ada.
E. Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan darah. Jarang dijumpai kelainan – kelainan. kadang – kadang hanya jumlah lymphocyte yang bertambah, sedangkan leucocyt normal.
F. Pengobatan
- Pengobatan simtomatis, misalnya: analgetik dan antipiretik
- Antibiotic
- Vitamin
- Diet lunak cukup kalori, protein dan raboransia.
G. Komplikasi
- Meningoencephalitis
- Otitis Media Purulenta
- Pancreatitis dengan keluhan sakit perut bagian atas, mual dan timbul pada minggu ke – 1
- Orchitis yaitu peradangan pada scrotum, pembengkakan testis ini mulai terjadi 5 – 7 hari, waktu terjadi pembengkakan biasanya: pasien bertambah sakit, suhu badan naik lebih tinggi dan kepala pusing, mual serta muntah. Pembengkakan testis ini 2 – 3 kali lebih besar dari pada aslinya, biasanya hanya satu pihak saja yang bengkak, tapi kadang – kadang kedua – duanya (15%). Bila tidak terjadi apa – apa dalam tempo 7 – 10 hari akan terjadi pengecilan yang lebih kecil dari yang satu lagi. Akibat orchitis kemungkinan terjadi sterilisasi.
H. Prognose
Parotitis yang tidak disertai komplikasi tidak berbahaya. Pada umumnya pasian mempunyai kekebalan seumur hidup. Yang berbahaya adalah komplikasinya. Pada pancreatitis bisa timbulnya penyakit diabetes mellitus. Pada otitis media bila tidak cepat ditolong bisa menimbulkan pecahnya gendangan.
I. Tindakan keperawatan
- Istirahatkan, terutama pada pasien panas.
- Kompres dingin
- Makanan yang cukup gizinya, dan disesuaikan dengan keadaan umum pasien.
- Bila batuk harus ditutup dengan sapu tangan
- Sebaiknya pasien dipisahkan (isolasi)
- Pasien tidak boleh terkena angin.
J. Pencegahan
Untuk mencegah penularan gondongan dapat dilakukan dengan menjaga kebersihan, mulai dari cuci tangan, mencuci bersih peralatan makan atau mainan atau benda lain yang sering disentuh. Pencegahan adalah solusi terbaik supaya terhindar dari penyakit ini. Cara pencegahan terbaik untuk parotitis adalah dengan imunisasi MMR (mumps, measles, rubella) yang merupakan bagian dari jadwal imunisasi rutin rekomendasi IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) 2011. Vaksin ini merupakan kombinasi dengan vaksin measles (campak) dan rubella (campak Jerman). Diberikan sebanyak 2 kali, yaitu pada usia 15 bulan dan kemudian usia 5-6 tahun.
Sumber :
0 komentar: